Jomblo bukanlah suatu kesalahan dan bukan suatu
nasib, tapi jomblo adalah pilihan hidup. Hidup menjomblo tanpa sepasang
‘kekasih’ yang setia menemani merupakan pilihan terbaik menurut pribadiku. Meskipun
begitu jomblopun punya lika-liku cerita yang menyenangkan maupun menyakitkan.
Sering mendapatkan sindiran dari berbagai pihak itu sudah menjadi makanan
sehari-hari. Pernah suatu hari aku terlibat percakapan dengan seorang teman.
“Jika mantanmu meminta hubungan kalian diperbaiki
atau istilahnya balikan, apa kamu mau?” tanya temanku yang bernama Dwi.
“Tidak” jawabku dengan singkat dan menyunggingkan
senyuman.
“Kenapa? Bukankah dulu kalian sangat saling
mencintai?”tanya temanku kembali dengan tatapan heran.
“Aku sangat nyaman dengan keadaan menjomblo.
Alasannya karena tidak ada yang namanya pacaran dalam Islam. Selain itu pacaran
juga buang-buang waktu dan tenaga. Harus saling perhatian, memberi kabar, izin
dulu kalau ingin pergi kemana-mana. Bukankah banyak pekerjaan yang harus kita
lakukan selain mengurus hal-hal yang kurang penting seperti itu”, ungkapku pada temanku tersebut.
“Iya juga ya, tapi kan enak punya pacar. Kemana-mana
ada yang nganterin dan ada yang merhatiin kita,” timpa Dwi.
“Selagi masih punya kaki untuk berjalan kita masih
bisa kemana-mana kok. Alhamdulillah lagi kalau dapat rejeki tebengan dari teman
yang perempuan. Kalau yang perhatian sama kita sebenarnya banyak, ada Allah
SWT, orangtua kita dan sahabat-sahabat kita. Bukankah itu lebih dari cukup?” tanyaku
dengan kalimat yang terdengar seperti sebuah penegasan.
“Rasanya sulit jika biasanya diperhatiin sama someone spesial terus tiba-tiba tidak di
perhatikan lagi,”ungkap dwi.
Beberapa minggu setelah terlibat percakapan dengan Dwi
tiba-tiba mantanku yang bernama Rama menghubungiku. Awalnya hanya menanya kabar
tapi lama-lama perkataannya menjurus pada dirinya yang ingin kembali menjalin
hubungan denganku.
“Please,
beri aku kesempatan lagi. Aku janji tidak akan menyakitimu lagi,”ucapnya dengan
nada memohon.
“Aku tidak bisa mengulang kembali kisah itu,” ungkapku
padanya.
“Kenapa? Apa kau memiliki seorang kekasih?” tanyanya
selidik.
“Tidak, aku jomblo. Tapi aku tidak ingin berpacaran,”
ucapku tegas.
“Kenapa?” tanyanya terheran.
“Dalam Islam
tidak ada yang namanya pacaran,” ungkapku dengan tegas.
“Kan kita bisa berpacaran dengan cara islami,”ucapnya
dengan tetap gigih ingin mengajakku kembali menjalin hubungan haram itu.
“Tidak ada yang namanya pacaran islami. Pacaran ya
tetap pacaran dan pasti ada unsur zina di dalamnya. Aku tidak mau melanggar
laranganNya,” ungkapku dengan kembali menegaskannya.
“Aku harap ini memang benar-benar karena agama bukan
karena seseorang yang saat ini kau suka sehingga kau tidak menerimaku kembali,”
ucapnya dengan nada yang sulit kuterjemahkan.
Aku hanya bisa beristighfar dalam hati. Karena
terkadang niat yang baik namun sering disangkakan buruk. Niat awalnya untuk
tetap berada di syari’atNya dituduh memiliki niatan yang lain. Hanya Allah SWT
yang tau bagaimana niat ini sesungguhnya. Menjelaskan pada orang yang sulit
untuk mendengarkan penjelasan adalah sia-sia belaka.
Ya Allah, niat
diri ini untuk menyendiri adalah untuk mendapatkan ridho dariMu. Jika niat ini
berbelok, maka hamba mohon untuk membantu luruskan kembali niat ini semata-mata
hanya untukMu, semakin mendekatkan diri padaMu dan mendapatkan cintaMu.
Dalam kehidupan sehari-hari untuk seorang jomblo pasti
ada saja permasalahannya, namun hal tersebut tidak pernah menyurutkanku untuk
berhenti menjadi seorang jomblo. Jomblo merupakan bentuk pembuktian cinta kita
pada Allah SWT dan untuk mendapatkan cinta dari sang maha cinta memang tidak
mudah.
Dengan bangga diri ini berkata “AKU SEORANG JOMBLO”
bukan karena ingin mengungkapkan kepada semua lelaki bahwa saat ini aku sedang
sendiri dan boleh mendekatiku dan menjadikanku sebagai kekasih. Namun ungkapan
ini menyiratkan bahwa aku bangga menjadi seorang jomblo. Jomblo karena cinta
pada sang maha cinta dan jomblo dengan kualitas tinggi. Status jomblo yang
hanya mampu dibeli oleh seorang lelaki yang dengan sungguh-sungguh mencintai
Rabbnya dan mencintaiku. Karena dia akan membeli status jombloku dengan cara
yang pantas. Cara yang tidak melanggar laranganNya, dengan khitbah bukan ajakan
untuk berpacaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar