Senin, 22 Februari 2016

Cerpen ( Aku Seorang Jomblo)



Jomblo bukanlah suatu kesalahan dan bukan suatu nasib, tapi jomblo adalah pilihan hidup. Hidup menjomblo tanpa sepasang ‘kekasih’ yang setia menemani merupakan pilihan terbaik menurut pribadiku. Meskipun begitu jomblopun punya lika-liku cerita yang menyenangkan maupun menyakitkan. Sering mendapatkan sindiran dari berbagai pihak itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Pernah suatu hari aku terlibat percakapan dengan seorang teman.
“Jika mantanmu meminta hubungan kalian diperbaiki atau istilahnya balikan, apa kamu mau?” tanya temanku yang bernama Dwi.
“Tidak” jawabku dengan singkat dan menyunggingkan senyuman.
“Kenapa? Bukankah dulu kalian sangat saling mencintai?”tanya temanku kembali dengan tatapan heran.
“Aku sangat nyaman dengan keadaan menjomblo. Alasannya karena tidak ada yang namanya pacaran dalam Islam. Selain itu pacaran juga buang-buang waktu dan tenaga. Harus saling perhatian, memberi kabar, izin dulu kalau ingin pergi kemana-mana. Bukankah banyak pekerjaan yang harus kita lakukan selain mengurus hal-hal yang kurang penting seperti itu”,  ungkapku pada temanku tersebut.
“Iya juga ya, tapi kan enak punya pacar. Kemana-mana ada yang nganterin dan ada yang merhatiin kita,” timpa Dwi.
“Selagi masih punya kaki untuk berjalan kita masih bisa kemana-mana kok. Alhamdulillah lagi kalau dapat rejeki tebengan dari teman yang perempuan. Kalau yang perhatian sama kita sebenarnya banyak, ada Allah SWT, orangtua kita dan sahabat-sahabat kita. Bukankah itu lebih dari cukup?” tanyaku dengan kalimat yang terdengar seperti sebuah penegasan.
“Rasanya sulit jika biasanya diperhatiin sama someone spesial terus tiba-tiba tidak di perhatikan lagi,”ungkap dwi.
Beberapa minggu setelah terlibat percakapan dengan Dwi tiba-tiba mantanku yang bernama Rama menghubungiku. Awalnya hanya menanya kabar tapi lama-lama perkataannya menjurus pada dirinya yang ingin kembali menjalin hubungan denganku.

Please, beri aku kesempatan lagi. Aku janji tidak akan menyakitimu lagi,”ucapnya dengan nada memohon.
“Aku tidak bisa mengulang kembali kisah itu,” ungkapku padanya.
“Kenapa? Apa kau memiliki seorang kekasih?” tanyanya selidik.
“Tidak, aku jomblo. Tapi aku tidak ingin berpacaran,” ucapku tegas.
“Kenapa?” tanyanya terheran.
“Dalam Islam  tidak ada yang namanya pacaran,” ungkapku dengan tegas.
“Kan kita bisa berpacaran dengan cara islami,”ucapnya dengan tetap gigih ingin mengajakku kembali menjalin hubungan haram itu.
“Tidak ada yang namanya pacaran islami. Pacaran ya tetap pacaran dan pasti ada unsur zina di dalamnya. Aku tidak mau melanggar laranganNya,” ungkapku dengan kembali menegaskannya.
“Aku harap ini memang benar-benar karena agama bukan karena seseorang yang saat ini kau suka sehingga kau tidak menerimaku kembali,” ucapnya dengan nada yang sulit kuterjemahkan.
Aku hanya bisa beristighfar dalam hati. Karena terkadang niat yang baik namun sering disangkakan buruk. Niat awalnya untuk tetap berada di syari’atNya dituduh memiliki niatan yang lain. Hanya Allah SWT yang tau bagaimana niat ini sesungguhnya. Menjelaskan pada orang yang sulit untuk mendengarkan penjelasan adalah sia-sia belaka.
Ya Allah, niat diri ini untuk menyendiri adalah untuk mendapatkan ridho dariMu. Jika niat ini berbelok, maka hamba mohon untuk membantu luruskan kembali niat ini semata-mata hanya untukMu, semakin mendekatkan diri padaMu dan mendapatkan cintaMu.
Dalam kehidupan sehari-hari untuk seorang jomblo pasti ada saja permasalahannya, namun hal tersebut tidak pernah menyurutkanku untuk berhenti menjadi seorang jomblo. Jomblo merupakan bentuk pembuktian cinta kita pada Allah SWT dan untuk mendapatkan cinta dari sang maha cinta memang tidak mudah.
Dengan bangga diri ini berkata “AKU SEORANG JOMBLO” bukan karena ingin mengungkapkan kepada semua lelaki bahwa saat ini aku sedang sendiri dan boleh mendekatiku dan menjadikanku sebagai kekasih. Namun ungkapan ini menyiratkan bahwa aku bangga menjadi seorang jomblo. Jomblo karena cinta pada sang maha cinta dan jomblo dengan kualitas tinggi. Status jomblo yang hanya mampu dibeli oleh seorang lelaki yang dengan sungguh-sungguh mencintai Rabbnya dan mencintaiku. Karena dia akan membeli status jombloku dengan cara yang pantas. Cara yang tidak melanggar laranganNya, dengan khitbah bukan ajakan untuk berpacaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar