Hari minggu adalah hari libur yang ku gunakan untuk
menyalurkan hoobyku , salah satunya adalah pergi ke toko buku dekat pasar
klewer solo. Hitung-hitung refreshing karena penat fisik ,pikiran, dan emm hati
terutama. Sebenarnya aku janjian dengan temanku thalita untuk pergi bersama ke
toko buku, tapi dia sedang menjemput kakanya pulang dari jogja dan dia memintaku
untuk berangkat terlebih dulu . Mungkin setelah dia menjemput kakaknya dia
langsung menemuiku ke toko buku. Aku langsung berangkat ke toko buku yang di dekat pasar klewer. Satelah masuk ke
toko buku aku langsung menuju rak buku
yang bertema komunikasi dan pengembangan diri. Aku ingin menulis lagi, mungkin
harus membeli buku yang mampu membangkitkan semangat menulisku lagi. Rak
pertama tentang public speaking , nha rak ke dua tentang dunia tulis menulis.
Aku kemudian mulai memilah-milih buku mana yang akan aku beli. Meski rasanya
semua buku di rak ini ingin aku beli. Karena memang semuanya bagus dan aku
suka.
Bruuukkk , Bruuukkk, Bruuukkkk, Bruukkk,Bruukkk,
Aku mendengar beberapa buku terjatuh kemudian aku
menoleh ke kanan. Ternyata buku tersebut terjatuh karena ada orang yang tidak
sengaja menjatuhkannya. Ck, bahkan orangnya pun malah langsung pergi dan tidak
membereskan buku yang telah dijatuhkannya. Akupun segera mengambil buku yang
telah terjatuh di lantai. Dan ternyata ada sesorang yang sepertinya seorang
lelaki ikut membantuku untuk membereskan
buku. Ketika aku mulai berdiri dan tidak sengaja pandanganku bertemu tapat di
manik matanya.Asstagfirullah, ucapku dalam hati.
“ tadi buku ini di rak bagian mana ya mbak ?” tanya
lelaki itu
“em, sepertinya yang ini” ucapku sambil menunjuk rak
no 2 yang terdapat judul buku yang sama dengan buku yang terjatuh tadi.
Aku langsung meletakan buku yang ada di tangan kiriku
ke rak tersebut. Kemudian dia meletakkan buku tersebut ke rak itu.
Aku langsung melanjutkan pencarian bukuku dan lelaki
itu juga melanjutkan pencarian buku di rak buku bagian public speaking.
“niya....” ucap thalita dengan nada manja yang
tiba-tiba sudah di sampingku.
“please, lagi ndak kepengen dengerin nada manjamu
itu” jawabku sambil mengambil buku yang benar-benar membuatku tertarik.
“ok, ok fine. Heh, kamu katanya mau cerita” ucapnya
sambil mengambil buku dari genggamanku.
“iya, ayo cerita di taman sambil makan ice cream”
ucapku dan kemudian menggandeng thalita menuju kasir.
Di taman,
“whats wrong with you niya?” tanya thalita.
“kak farid 2 bulan lagi akan menikah” ucapku pelan..
“ha.....?” ucapnya sampai es krim dari genggaman
thalita hampir terjatuh.
“lebay lebay...” ucapku sambil membuka bungkus es
krim.
“are you okay? Are you fine?” tanyanya.
“im fine, so look at me. Like no something wrong,
right?” tanyaku sambil memakan es cream.
“ setegar itu kah? Apa kau benar-benar mengikhlaskan
kak farid menikah dengan wanita lain?” tanya thalitha.
“ya tidak setegar itu, setelah dia menyampaikan
berita itu aku langsung menangis. Kau tau sejak aku kuliah, aku sangat mengharapkan kak farid yang akan
menjadi suamiku nanti. Tapi kenyataanya, Allah menakdirkan jalan cerita yang
berbeda. Apa yang bisa aku lakukan ta, aku harus rela kan? Aku harus ikhlas
kan? “ ucapku dengan suara yang sedikit tertahan.
“sabar niya, mungkin kak farid memang bukan jodohmu.
Akh, bisa jadi jodohmu lebih baik dari kak farid” ucap thalita sambil menpuk
pundakku.
“tapi kak farid itu , bagiku dia adalah ikhwan yang
mendekati kata sempurna ta” ucapku.
“hushh, ya belum tentu lho ni. Masih banyak
ikhwan-ikhwan yang mungkin kualifikasinya diatasnya kak faridmu itu” ungkap
thalita sambil menikmati ice creamnya.
“em, baiklah aku akan move on. Hehehe” ungkapku
sambil menikmati ice cream.
“oh ya ta, minggu depan kamu pulang ke bantul ndak?
“ tanya lita.
“ndak ta, ibu dan bapakku mau jenguk nenek. Ada apa
memangnya?” tanyaku.
“aku mau ngajakin kamu ikut seminar motivasi ni, eh
pembicaranya masih muda loh. Kata temen temenku dia itu ikhwan juga “ ucap
thalita sambil tersenyum.