Jumat, 22 November 2013

NAMAKU DI FUJIYAMA


Hari ini adalah hari libur, kugunakan kesempatan untuk membuka jejaring social media agar bisa berkomunikasi dengan teman-teman lamaku. Maklum kuliah dibidang kesehatan dan diharuskan untuk tinggal di asrama. Sementara di asrama memiiki peraturan tidak boleh membawa handphone jadi jika aku ingin menghubungi keluargaku maka aku harus menggunakan telfon umum yang ada di asrama. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan teman-teman lama atau teman jauh aku lebih banyak menghubungi lewat media social.
“ey dinda, OL terus “ tegur fara teman sekamarku.
“hehehe, liburan enggak ada kegiatan lebih baik chatingan” jawabku sambil tersenyum  dan mataku yang tetap menatap layar laptopku.
“waa, keren banget din. Itu temanmu foto dimana?” Tanya fara yang melihat layar laptopku dan disana terpampang foto temanku.
“di jepang far”  jawabku.
“jepang din? Dia liburan disana?” Tanya fara yang tiba-tiba menjadi KEPO.
“enggak, dia pelatihan sekaligus pemagangan di sana selama 3 tahun” jawabku.
“what? 3 tahun din . Enak juga bisa tinggal di jepang ya, wah din kamu bisa minta oleh-oleh bunga sakura” ucap fara panjang lebar.
“pastinya far” jawabku.
Aku melanjutkan chatingku bersama boby teman SMPku dulu. Dia adalah teman yang cukup dekat denganku sejak kelas 2 SMP. Bahkan selama 2 tahun berturut-turut kami 1 kelas. Namun ketika lulus kami harus berpisah karena aku melankutkan studyku ke MAN di kota yang tidak jauh dari tempat tinggalku sementara boby sekolah di SMAN di kota kami yang notabene menjadi SMA terfavorit di kota kami. Meski kami sudah tidak satu sekolah namun aku masih sering berkomunikasi dengannya setidaknya 2 minggu sekali untuk menanyakan kabar. Aku kembali chating dengannya.
Boby: din aku sudah di Osaka dan aku tadi melewati Fujiyama.
Aku: wah, jadi iri bob.
Boby: kesini din, hehehe. Fujiyama sangat indah din.
Aku : tuh bikin iri lagi, bunga sakuranya bob?
Boby: bunga sakurannya semi din, kan ini masih musim semi.
Setelah asyik berchating aku merebahkan badanku di atas kasur hingga ketiduran dan tidak terasa adzan dzuhur sudah berkumandang, aku bangun dan bergegas  pergi ke masjid di dekat asarama untuk menunaikan sholat dzuhur berjamaah. Tenang sekali rasanya jika sudah terbasuh dengan air wudhu dan menyembah sang pencipta. Dan tidak lupa kuselipkan doa untuk keluargaku dan untuk dia sang calon imamku meskipun itu masih jadi rahasianya sang ilahi. Tapi bagiku rahasiaNYA begitu indah, andai jodoh itu bukan rahasia dan kita sudah mengetahuinya sejak kecil maka kita tidak akan tertantang dalam menjalani hidup dan proses mencari siapa pendamping kita pasti hidup kita akan datar datar saja.
1 minggu kemudian, boby menchatku di media social.
Boby: bagaimana kabarmu din?
Aku:alhamdulilah sehat bob, kamu ?
Boby: ya alhamdulilah, maski belum terbiasa dengan cuaca di sini din.
Aku: lama-lama juga terbiasa bob. Aku melihat status di social mediamu kau ingin menulis nama seseorang di Fujiyama?
Boby : iya din, someone special
Aku: kalau boleh tahu siapa bob?
Boby : seseorang lah din, aku sudah menyukainya sejak lama.
Aku : Martha ya?
Boby : bukan lah, aku kan sudah lama putus dengannya.
Aku: lalu?
Boby: kalau saatnya sudah tepat aku beritahu deh din J . kau tau tidak kalau Fujiyama itu kata orang jepang bermakna keabadian. Jadi jika aku menulis nama seseorang di Fujiyama berarti aku berharap dia menjadi seseorang yang abadi di hatiku.
Aku : uhuk,uhuk. Wah special sekali pasti orangnya. Ternyata Fujiyama bukan hanya sekedar gunung yang memiliki pemandangan yang indah tapi juga memiliki makna di dalamnya.
Ya aku memang berteman dengannya tapi dihatiku ada rasa-rasa yang tidak semestinya. Ya Allah, ada apa ini? Kau kenapa dinda?
1 minggu kemudian.
Boby : kau upload foto bunga sakura?
Aku :iya bob, kenapa ?
Boby :wah, aku sering melihat bunga sakura di sini din.
Aku: ye,, enggak minat bob.
Boby: apa harus aku tulis namamu di bawah pohon sakura. Supaya kamu minat.
Aku : coba saja kalau berani.
Boby: ye nantangin aku. Oke tunggu tanggal mainnya din. J
Apa dia benar-benar akan melakukan hal konyol itu? Entahlah, yang pasti kenapa rasa ini semakin dalam kepadanya. Boby seseorang yang  memiliki interpersonal yang bagus, kepribadian yang ramah,sopan, dan menyenangkan. Aku dengar dia banyak disukai oleh teman-teman perempuan satu SMA nya dulu karena kepribadiannya itu. Ya dari sekian banyak perempuan yang mampu merebut hatinya adalah Martha. Dan hari ini aku bertemu dengan Martha karena dia mengunjungi temanya yang ada di asramaku. Perempuan yang begitu anggun dengan rok,baju yang longgar, dan berjilbab lebar. Bahkan katanya mendapat predikat “akhwat banget” di kampusnya . sedangkan aku memang dari kecil memakai jilbab tapi jilbabku belum syar’i. Martha adalah perempuan yang berkepribadian hangat dan ramah. Aku sempat berbincang sebentar dengannya. Dia sosok yang membuatku cukup terkagum. Mereka putus mungkin karena Martha menjadi seorang akhwat . Tapi bukankah boby yang memutuskanya. Hemm, apaan sih din kok kamu jadi KEPO.
29 Agustus
Aku melihat pesan di social mediaku.
For: Rana Dinda Arwaalia
Selamat milad din.
Aku melihat ada lampiran dan ternyata itu adalah foto. Foto pertama adalah fotonya di bawah pohon sakura dan memegang kertas karon yang di hias dan bertuliskan “ selamat ulangtahun Rana Dinda Arwaalia”
Foto yang ke 2, fotonya di Fujiyama dan tangannya memegang kain berwarna putih dan ada tulisan yang sepertinya ditulis dari tinta asli buatan jepang “ Rana Dinda Arwaalia, A-I-Shi-Te-Ru”
Kulihat pesan berikutnya “ aku menulis itu di Fujiyama”
Aku shook, kaget, bahagia, terharu, dan entah perasaan campur aduk yang ada di hatiku. Namaku benar-benar ditulis di Fujiyama, yang katanya itu bermakna sebuah keabadian. Dan dia pernah mengatakan jika nama seseorang yang ditulis di Fujiyama maka dia adalah nama yang abadi di hatinya. Ternyata perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata dia memiliki rasa yang sama denganku. Ya Allah, sepertinya aku memang mulai jatuh cinta kepada hambamu yang satu itu. Apa yang harus kulakukan.
Aku menchat boby.
Aku: apa maksudnya bob? Sungguh?
Boby: apa kau masih ragu din? someone special yang telah lama aku suka adalah kamu din.
Aku : aku masih sedikit tidak percaya. Bagaimana bisa? Sejak kapan?
Boby: sebenarnya sejak kita kelas 2 SMP din. Tapi aku tidak berani mengungkapkan. Aku harap kau juga memiliki perasaan yang sama denganku din.
Aku : hhh…, memang iya. Tapi apa yang harus kita lakukan dengan perasaan yang sama ini bob? Perasaan yang belum tentu akan berakhir di pelaminan.
Boby : Tunggu aku pulang din, Insyaallah jika aku memang jodohmu aku akan segera menghitbahmu.
Adzan ashar berkumandang aku segera mengakhiri perbincanganku dengan boby dan segera meunuju masjid untuk sholat berjamaah. Ya Allah jika memang boby benar-benar yang akan menjadi calon imam hamba, maka mantapkanlah hatiku dan hatinya hingga saatnya nanti dia mengucap ijab qobul. Namun jika bukan dia, maka engkau lebih tahu siapa yang lebih pantas untuk hamba ya Allah.
1 tahun kemudian aku menyesaikan study D3 ku dengan nilai yang cukup memuaskan.
2 tahun berlalu sejak peristiwa Fujiyama itu aku memang jarang berkomunikasi dengannya. Terlebih 1 tahun terakhir ini aku yang sangat sibuk dengan magang dan proses membuka praktek sendiri di rumah
Saat aku sedang magang di Puskesmas kotaku.
“silahkan masuk” ucapku mempersilakan pasien untuk masuk.
“dinda? Rana dinda ?” ucap seorang wanita yang sepertinya ikut menemani pasien yang akan ku periksa.
“Riqqah ya? Teman SMP ?” tanyaku.
“iya ,din” jawabnya sambil tersenyum dan kemudian dia menjabat tanganku.
“o ya din ini adikku nafisha dia akhir-akhir ini sering sakit yang cukup lama kalau datang bulan” ucapnya.
“o, oke aku periksa dulu ya qah” jawabku sambil menuntun nafisha untuk berbaring dan kuperiksa.
“bagaimana din?” tanyanya.
“o, tidak apa-apa kurang makan sayur, buah, nafisha harus banyak makan sayur dan buah ya dan kalau bisa jangan terlalu stress”  jawabku.
Nafisha hanya mengangguk dan tersenyum.
“kau belum menikah din?” Tanya riqqah.
“belum, kau?” tanyaku.
“belum juga din, namamu yang ditulis di Fujiyama ya ?” Tanya riqqah.
“bagaimana kau tau?” tanyaku heran
“hehe, aku sudah lama jadi sahabatnya boby dan hal-hal yang berkaitan tentang dia aku tahu. Dia yang menyukaimu sejak SMP dan Fujiyama yang berarti keabadian, aku tahu semua itu din” ucapnya sambil tersenyum.
“tapi ntahlah qah, aku sudah tidak ada komunikasi dengannya lagi” jawabku.
“aku dengar dia sudah di Indonesia din” ucap riqqah.
“benarkah? Kenapa dia tidak member kabar padaku ya” ucapku dengan nada kecewa.
“mungkin dia sedang sibuk untuk mempersiapkan diri untuk menghitbahmu din” ucap riqqah sambil menepuk-nepuk bahuku dengan pelan.
“cie, akhwat” ucapku untuk mengalihkan suasana.
“ih, apaan kali dinda nih” ucapnya sambil tersenyum malu.
“sejak kapan qah? Tanyaku
“sejak kuliah din” jawabnya. Aku cukup lama berbincang dengan riqqah karena nafisha adalah pasien terakhir jadi kami meluangkan waktu untuk ngobrol di ruang praktek.
Sepulangnya riqqah dan nafisha aku masih duduk di ruang praktek. Dulu waktu SMP riqqah belum menggunakan jilbab tapi sekarang dia sudah berpakaian syar’i. sedangkan aku yang lebih dulu memakai jilbab masih saja belum ada perkembangan, masih belum syar’i. dan boby sudah pulang ke Indonesia tapi kenapa dia tidak member kabar padaku?
“mbak dinda, lama banget sih pakai kebayanya” ucap nara adikku.
“sabar ra” ucapku.
Di lokasi walimah.
Aku menunduk dan mendengar boby mengucapkan ijab qobul dengan khidmat dan mantap. Saat semua janji telah terlantun, sumpah telah tercatat Arasy pun bergetar karena hebatnya pertaruhan atas nama cinta dengan menyebut namaNya.
Aku menitikkan air mata terharu dan bersedih , wanita yang akan dijaganya, disayanginya, dan dicintainya seumur hidupnya bukanlah diriku, bukan Rana Dinda Arwaalia yang namanya ditulis di Fujiyama, tapi Martha Paras Syahlaa nama yang Allah tuliskan untuk menjadi jodohnya Denny Boby Saputra.
Aku tidak akan menyalahkan takdir ini dan aku tidak akan menyalahkan boby yang ternyata memilih menikah dengan Martha. Allah maha pembolak-balik hati manusia, aku bisa apa ketika Allah membalik hatinya boby yang awalnya perasaanyanya itu kepadaku lalu perasaanya itu dibalik ke Martha. Jodoh itu Allah yang menentukan dan yang memilihkan, memang Allah tidak menentukan  Boby sebagai jodohku. Bicara tentang jodoh , menurutku jodoh adalah rahasiaNYA yang paling indah.
Fujiyama, itu memang sebuah gunung yang sangat indah di jepang dan dimaknai sebagai keabadian. Boby memang menulis namaku disana. Biarlah itu menjadi kenangan dan sebuah pembelajaran. Nyatanya keabadian sejati hanyalah milik Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar