Hari
ini adalah hari libur, kugunakan kesempatan untuk membuka jejaring social media
agar bisa berkomunikasi dengan teman-teman lamaku. Maklum kuliah dibidang
kesehatan dan diharuskan untuk tinggal di asrama. Sementara di asrama memiiki
peraturan tidak boleh membawa handphone jadi jika aku ingin menghubungi
keluargaku maka aku harus menggunakan telfon umum yang ada di asrama. Sedangkan
untuk berkomunikasi dengan teman-teman lama atau teman jauh aku lebih banyak
menghubungi lewat media social.
“ey
dinda, OL terus “ tegur fara teman sekamarku.
“hehehe,
liburan enggak ada kegiatan lebih baik chatingan” jawabku sambil tersenyum dan mataku yang tetap menatap layar laptopku.
“waa,
keren banget din. Itu temanmu foto dimana?” Tanya fara yang melihat layar
laptopku dan disana terpampang foto temanku.
“di
jepang far” jawabku.
“jepang
din? Dia liburan disana?” Tanya fara yang tiba-tiba menjadi KEPO.
“enggak,
dia pelatihan sekaligus pemagangan di sana selama 3 tahun” jawabku.
“what?
3 tahun din . Enak juga bisa tinggal di jepang ya, wah din kamu bisa minta
oleh-oleh bunga sakura” ucap fara panjang lebar.
“pastinya
far” jawabku.
Aku
melanjutkan chatingku bersama boby teman SMPku dulu. Dia adalah teman yang
cukup dekat denganku sejak kelas 2 SMP. Bahkan selama 2 tahun berturut-turut
kami 1 kelas. Namun ketika lulus kami harus berpisah karena aku melankutkan
studyku ke MAN di kota yang tidak jauh dari tempat tinggalku sementara boby
sekolah di SMAN di kota kami yang notabene menjadi SMA terfavorit di kota kami.
Meski kami sudah tidak satu sekolah namun aku masih sering berkomunikasi
dengannya setidaknya 2 minggu sekali untuk menanyakan kabar. Aku kembali
chating dengannya.
Boby:
din aku sudah di Osaka dan aku tadi melewati Fujiyama.
Aku:
wah, jadi iri bob.
Boby:
kesini din, hehehe. Fujiyama sangat indah din.
Aku
: tuh bikin iri lagi, bunga sakuranya bob?
Boby:
bunga sakurannya semi din, kan ini masih musim semi.
Setelah
asyik berchating aku merebahkan badanku di atas kasur hingga ketiduran dan tidak
terasa adzan dzuhur sudah berkumandang, aku bangun dan bergegas pergi ke masjid di dekat asarama untuk
menunaikan sholat dzuhur berjamaah. Tenang sekali rasanya jika sudah terbasuh
dengan air wudhu dan menyembah sang pencipta. Dan tidak lupa kuselipkan doa
untuk keluargaku dan untuk dia sang calon imamku meskipun itu masih jadi
rahasianya sang ilahi. Tapi bagiku rahasiaNYA begitu indah, andai jodoh itu
bukan rahasia dan kita sudah mengetahuinya sejak kecil maka kita tidak akan
tertantang dalam menjalani hidup dan proses mencari siapa pendamping kita pasti
hidup kita akan datar datar saja.
1
minggu kemudian, boby menchatku di media social.
Boby:
bagaimana kabarmu din?
Aku:alhamdulilah
sehat bob, kamu ?
Boby:
ya alhamdulilah, maski belum terbiasa dengan cuaca di sini din.
Aku:
lama-lama juga terbiasa bob. Aku melihat status di social mediamu kau ingin
menulis nama seseorang di Fujiyama?
Boby
: iya din, someone special
Aku:
kalau boleh tahu siapa bob?
Boby
: seseorang lah din, aku sudah menyukainya sejak lama.
Aku
: Martha ya?
Boby
: bukan lah, aku kan sudah lama putus dengannya.
Aku:
lalu?
Boby:
kalau saatnya sudah tepat aku beritahu deh din J
. kau tau tidak kalau Fujiyama itu kata orang jepang bermakna keabadian. Jadi
jika aku menulis nama seseorang di Fujiyama berarti aku berharap dia menjadi
seseorang yang abadi di hatiku.
Aku
: uhuk,uhuk. Wah special sekali pasti orangnya. Ternyata Fujiyama bukan hanya
sekedar gunung yang memiliki pemandangan yang indah tapi juga memiliki makna di
dalamnya.
Ya
aku memang berteman dengannya tapi dihatiku ada rasa-rasa yang tidak
semestinya. Ya Allah, ada apa ini? Kau kenapa dinda?