Minggu, 04 Januari 2015

PRESEPSI TERHADAP ORANG LAIN






Presepsi merupakan bentuk sudut pandang terhadap suatu hal. Baik sesuat yang bersifat konkret maupun abstrak. Presepsi yang akan saya bahas disini adalah presepsi terhadap orang lain. Karena kita mahluk sosilamaka  kita perlu untuk bersosialisasi, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu,  memahami presepsi kita terhadap orang lain sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup sebagai masyarakat sosial. Salah presepsi tehadap orang lain juga akan merugikan diri kita sendiri.

Contoh sederhananya adalah apabila kita melihat seseorang dengan baju yang terkesan seperti preman, celana lusuh bolong-bolong, dan muka yang lumayan sangar. Kita pasti berpresepsi bahwa orang itu adalah preman atau gelandangan. Karena yang kita lihat selama ini preman atau gelandangan berpenampilan seperti yang saya sebutkan di atas. Otomatis apabila berada di dekat orang-orang yang berpenampilan seperti itu kita akan merasa takut atau was-was. Takut di jambret, dicopet atau dipalak. Usut di usut, ternyata orang tersebut rajin sholat jama’ah di masjid, sering ikut taujih, atau sering membantu orang yang kesulitan. Tampang preman tapi hatinya hello kitty lho.

Bandingkan contoh lainnya. Kita melihat orang dengan baju rapih, sepatu disemir sampai kinclong, dan bawa tas atau ransel. Kita akan berpresepsi bahwa orang tersebut adalah orang yang baik-baik, terpelajar, dan presepsi baik lainnya. Sehingga ketika kita berada di dekat orang yang berpenampilan seperti itu akan nyaman dan aman. Padahal aslinya adalah pencopet atau penipu ulung. Apalagi jaman sekarang yang sedang maraknya kasus hipnotis. Pastilah tersangkanya akan membuat pencitraan diri yang baik. bukan berpenampilan seperti preman.

Jadi, presepsi tidak melulu dari penampilan. Jangan judge seseorang hanya dari penampilan semata tapi telusuri lebih jauh bagaimana dirinya. Sehingga kita tidak mudah tertipu dengan penampilan. Penampilan sangat mudah dibuat dan dipoles sedemikian rupa. Namun hati, sifat, dan perilaku butuh waktu yang lama untuk bisa menjadi baik dan berkarakter.

Kamis, 01 Januari 2015

Cerber bag 3 ( Rasa yang kembali Tumbuh )




Niya melangkah dengan cepat menuju ruangannya setelah keluar dari ruangan manajernya. Dia ditugaskan untuk menjadi editor buku terbaru seseorang yang memiliki nama pena ‘ Wanmande’. Niya sempat menolak untuk dijadikan editor, karena dia belum pernah menjadi editor sebelumnya dan itu bukan bidangnya. Tapi manajernya terus meminta niya karena semua editor sedang sibuk menggarap banyak buku dan manajer mengetahui bahwa niya memiliki kemampuan yang baik di dunia penulisan. Mau tidak mau niya pun menyanggupinya, karena manajernya terus memohon.
Keesok harinya niya sudah memiliki janji dengan kliennya atau lebih tepatnya penulis yang buku terbitannya akan diedit oleh niya. Niya menunggu di Rumah makan MI ROSO di dekat kantornya bekerja.
“huft..” iya menghela nafas sambil melihat jam.
“ya, kita datangnya terlalu cepat jadi kita kelamaan nunggu” ucap nindya rekan kerja niya sambil meminum es cendolnya.
“iya sih, Cuma..” ucapan niya terhenti karena handphonnya berdering kemudian niya mulai bercakap-cakap dengan seseororang di seberang telefon.
“hmm..” ucap niya setelah selesai menanggkat telefonnya.
“siapa ni? Mas wanmande ya ?” tanya nindya.
“iya nin, duh aku kok deg-degan ya, aku kan bukan seorang editor tapi...” ucapan niya terpotong.
“Assalamualaykum” ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah berada di depan meja mereka.
“wa’alaykumsalam “ ucap niya yang kemudian menujukan pandangannya ke laki-laki tersebut dan niya nyaris tersentak kaget karena melihat siapa yang dilihatnya saat ini.