Terlihat
seorang pemuda dengan membawa alat-alat lukisnya mulai berjalan menuju tepi
pantai yang lebih tinggi. Kemudian ia mengeluarkan seluruh alat lukisannya dan
mulai melukis pemandangan pantai yang saat ini ada dihadapannya. Beberapa saat
aktivitasnyapun terhenti. Matanya menatap lekat senja yang saat ini sedang
dilukisnya. Sebenarnya bukan senja itu yang menjadi objek pandangannya, namun
siluit seorang wanita berjilbab yang sedang mengambil objek foto di pantai itu.
Pemuda itu menyipitkan matanya agar semakin jelas pandangannya. Sesaat kemudian
pemuda itu tersenyum dan melanjutkan lukisannya. Lukisan Senja dipantai dan
seseorang yang sedang memotret pemandangan pantai. Pemuda itu tersenyum puas
melihat hasil lukisannya kali ini yang sangat menakjubkan. Dirinya menatap
senja namun dirinya sudah tidak menemukan sosok wanita yang memotret
pemandangan pantai. Pemuda itu menoleh kekanan dan kekiri mencari sosok wanita
itu.
“Mencari
siapa?” tanya seorang.
Kemudian
pemuda itu menolehkan kepalanya kebelakang.
“Kkau..”
ucap pemuda tadi dengan nada yang gugup.
“Aku
yang menjadi objek lukisanmu?” tanya wanita itu dan duduk disamping sang
pelukis.
Pemuda
itu hanya tersenyum dan menatap wanita itu.
“Lukisanmu
sangat indah, aku menyukainya,” ujar wanita itu kembali.
“Terimakasih”
ucap pemuda itu sambil tersenyum dan memandang lukisannya.
Wanita
itu beranjak berdiri dan hendak melangkah pergi.
“Tunggu”
pinta pemuda itu dan dirinyapun juga ikut berdiri.
“Rudy
Novendra” ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya.
“Naya
Puspita” ucap wanita tersebut sambil menangkupkan kedua tangannya didepan
dadanya.
“Oh,
maaf. Senang bisa berkenalan denganmu” Ucap rudy yang menarik tangannya dan
tersenyum.
“Aku
juga senang, selamat tinggal,” pamit Naya kemudian membalikkan badan.
“Jangan
ucapkan selamat tinggal, kita tidak pernah tau apakah ini benar-benar
perpisahan atau kita nanti akan dipertemukan kembali,” ucap Rudy.
Naya
terdiam sesaat kemudian pergi meninggalkan Rudy.
Rudy
diam mematung memandangi punggung Naya yang kian menjauh.
“Senja yang tidak
akan aku lupakan naya,” gumam Rudy
pelan.
Rudy
masih terfokus pada lukisan senja kali ini di pantai Tanjung Setia yang tidak
jauh dari rumahnya. Pantai Tanjung Setia yang terkenal dengan keindahan
ombaknya dan hampir setiap hari turis mancanegara bermain surving di pantai
Tanjung Setia. Ia tersenyum puas ketika
hasil lukisannya telah selesai. Senja dengan pemandangan pantai Tanjung Setia
yang sangat indah. Mentari yang terlihat malu-malu pergi keperaduanya, warna
emas yang kemilauan di langit menambah kesan ketenangan pada lukisan itu.
Pemuda itu segera membereskan seluruh alat lukisnya dan berjalan ke arah sepeda
yang terpakir tidak jauh dari tempatnya melukis. Dia segera menaiki dan
mengayuh sepedanya.
Terlihat
seorang wanita sedang duduk di samping sepedanya. Rudy langsung menghentikan
kayuhan sepedanya di sebelah seorang wanita tersebut.